RENUNGAN SEPUTAR KEJUJURAN

Kita telah melewati detik, menit, jam, hari, pekan dan tahun-tahun yang cukup panjang dan melelahkan. Semuanya sudah berlalu…dan kini kita berada di detik, menit, jam, hari, pekan dan tahun ini.. dan saatnya merenungi seraya mengiringinya dengan doa serta berusaha memperbaiki diri semoga keadaan kita lebih baik dari yang lalu…dan langkah selanjutnya menebarkan kebenaran!!!Meski kita tahu menegakkan suatu kebenaran dan kejujuran sudah pasti banyak resikonya. Alangkah bagusnya ungkapan yang menggambarkan tentang kejujuran…
Kejujuran adalah satu keharusan atasmu Walaupun dirimu terbakar oleh panasnya janji Carilah olehmu keridhaan Ilahi Celakalah orang yang membuat murka Allah dan mencari ridho manusia!!!.... Suatu perenungan seputar kejujuran, kami memandangnya penting untuk disampaikan agar ia menjadi jalan hidup orang-orang yang jujur dan perilaku orang-orang beriman. Betapa butuhnya kita untuk merenungkan aib diri kita, serta kekurangan kita dalam hal kejujuran ini..sisi kejujuran yang begitu penting telah menjadi fenomena kelemahan manusia di masa ini, sehingga telah tersebar di kalangan masyarakat, pemerintahan, dan tidak terkecuali di kalangan kita kaum pelajar lawan dari sikap jujur..DUSTA...
“Nyontek” Suatu penyakit kronis yang menyerang sebagian kalangan pelajar yang tak jarang lagi ditemukan oleh indra penglihatan kita terutama saat masa-masa final tiba seperti sekarang ini. Hanya untuk mendapatkan nilai bagus, lantas berlaku curang saat ujian. Meskipun tidak dipungkiri setiap dari penuntut ilmu pasti menginginkan nilai yang memesona, tapi…kalau hanya demi sebuah nilai rela mengorbankan diri, dan mendhalimi diri sendiri apalah artinya!!!! Mereka tidak menyadari bahwa apabila sekali saja ia berdusta maka ia akan terperangkap untuk melakukan kedustaan-kadustaan berikutnya. Padahal….kejujuran merupakan simbol Islam dan neraca keimanan, pondasi agama dan menjadi tanda kesempurnaan orang yang memiliki sifat ini. Ia menempati kedudukan yang tinggi di dalam agama dan dalam urusan dunia.
Dengan kejujuran akan terpilah orang yang beriman dan orang munafik, terpilih penghuni syurga dari penghuni neraka…yang semua orang merindukannya. Tapi…bagaimana mungkin merindukan syurga kalo tuk hal dasar seperti ini kita sudah berani pertaruhkan iman??? Mungkin istilah “Pungguk merindukan Bulan” lebih tepat disandingkan bagi mereka yang berpola semacam ini .
Alangkah indahnya keteladanan tekad Umar r.a dengan prinsipnya sebagai seorang Muslim sejati “Kejatuhan harga diri saya karena bersikap jujur lebih saya sukai daripada kenaikan harga diri saya karena dusta” Dan kita???mari sejenak kita memilah akan berada di mana, menjadi bagian dari “mereka” atau ikut keteladanan Umar Bin Khattab!!!
Maraji’: Mencari Mutiara di Dasar Hati

0 komentar:

Posting Komentar