Ilmu pengantar kejayaan

Dewasa ini berbagai pemikiran dan informasi yang menjadi sumber ilmu tersebar dengan begitu cepat. Kondisi tersebut menyebabkan setiap dari kita harus siap untuk menyesuaikan diri dengan ledakan informasi yang bermunculan tersebut untuk dapat menelaahnya sebagai suatu ilmu yang bisa bermanfaat bagi kita atau sebaliknya. Sayangnya, kondisi umat Islam selalu identik sebagai umat yang selalu terlambat dalam memperoleh, mengkaji dan bahkan menghasilkan informasi. Dan tak heran jika umat ini mengalami kemunduran yang sistematis dalam banyak hal sehingga bahkan tak jarang fenomena yang muncul di kalangan kita umat Islam secara sadar ataupun tidak dan langsung ataupun tidak langsung kita menjadi objek dari badai informasi yang cenderung menghancurkan tatanan moralitas dan akhlak generasi kita sehingga bukannya menjadi sumber ilmu yang mengeksiskan generasi umat Islam tapi justru meruntuhkannya.

Ilmu…tidak salah jika diibaratkan sebagai penyortir atau pemegang kendali laju perjalanan hidup manusia. Sebagai bukti, seseorang tak bisa maju tanpa ilmu, orang buta, pincang, dan tuli sekalipun mereka bisa maju karena ilmu. Para penemu-penemu Albert Eintein misalnya maju dan terkenal karena ilmu yang mereka kaji padahal mereka notabene ilmuan-ilmuan Barat yang sebagian besar belajar dari pengalaman dan temuan-temuan mereka. Tapi kita umat Islam, bukan hanya bisa belajar dari pengalaman tapi kitab suci yang diturunkan kepada kita diawali dengan sebuah perintah “Bacalah!!”. Tapi jika melihat realita yang ada, betapa maju dan berjayanga mereka kaum Nasrani di Barat serta betapa hebat dan berjayanya kaum Budha di Jepang. Sementara itu, kondisi umat Islam dimanapun mereka berada di ambang keruntuhan, kemerosotan dan keterbelakangan.

Sungguh sebuah bencana, melihat realitas kaum muslimin sekarang, kebanyakan mereka enggan dan tidak berminat menuntut ilmu serta membaca permasalahan agama atau yang lainnya. Maka tak heran pula jika kita dihadapkan pada kondisi yang semakin memilukan. Hingga sekarang ini, kita berada dalam barisan terbelakang dari sebuah kafilah yang sedang berjalan. Mungkin seorang muslim yang membaca, ia tidak memahami apa yang dibacanya. mungkin ada muslim yang paham namun ia tidak menguasainya. Adapun kalau ia menguasainya ia enggan mengamalkannya. Dan sungguh kehancuran bagi umat Islam jika konsep seperti ini mendominasi generasi kita, sulit untuk maju kecuali yang telah dirahmati Allah.

Kitab suci kita umat Islam turun dengan perintah “Bacalah”, dan pada hakikatnya perintah ini ditujukan kepada setiap individu manusia. Maka jika mereka kaum non muslim telah berlomba-lomba mengambil perintah ini. Apa lagi yang kita tunggu umat Islam sebagai objek istimewa dari perintah ini. Dengan menuntut ilmu, serta menyesuaikan diri dengan informasi yang ada, mulai dari memilih, menelaah hingga menyimpulkan dan mengamalkannya kita mencoba menghadirkan kembali spirit umat Islam yang pernah memimpin peradaban dunia selama lebih dari 300 tahun. Dengan kemampuan semacam ini, dapat dipastikan umat Islam akan mampu mengisi kembali ruang kosong peradaban yang telah kita tinggalkan. Tentunya, anda adalah bagian dari umat tersebut. Selamat meraihnya kembali!!!!!!!!!!!!

0 komentar:

Posting Komentar