Pada umumnya kita mengenal dua sistem penanggalan, yaitu Masehi dan Hijriah. Sehari-harinya kita menggunakan kalender Masehi. Karena sehari-hari kita lebih banyak berhubungan dengan masalah keduniawian, maka seakan-akan kalender Hijriah tidak akrab dipakai sehari-hari atau kurang populer. Padahal begitu banyak keutamaan dari kalender Hijriah yang dengannya kita dapat melakukan ibadah-ibadah khusus yang ditetapkan oleh Rasulullah melalui penanggalan Hijriah. Dinamakan kalender Hijriah karena perhitungan awalnya adalah tahun terjadinya peristiwa hijrah atau pindahnya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam dari kota Makkah ke Madinah, yang kira-kira bertepata dengan tahun 622 M.
Jumlah hari dalam kalender Hijriah ada 7, dimulai dari Ahad (Minggu), al-Itsnayu (senin), ats-Tsalaatsa (Selasa), al-Arba’aa (Rabu), al-Khamiis (Kamis), al-Jum’aat (Jum’at), as-sabt (Sabtu). Penentuan awal hari atau tanggal pada kalender Hijriah yaitu dimulai pada tengah malam atau pukul 00:00. Jumlah hari dalam satu bulan Hijriah paling sediit 29 dan paling banyak 30 hari- tergantung dari penampakan bulan sabit pertama yang baru di angkasa.
Jumlah bulan dalam satu tahunnya ada 12, yaitu Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah. Bulan yang populer antara lain : Ramadhan waktu dimana umat Islam diwajibkan berpuasa 1 bulan penuh sejak terbit matahari hingga terbenamnya, Syawal yang hari pertamanya adalah hari raya Iedul Fitri da Dzulhijjah yang pada tanggal 10-nya adalah hari raya Iedul Qurban. Perhitungan kalender Hijriah memperhatikan bulan/lunar (Qamariyah), sedangkan perhitungan kalender Masehi memperhatikan pergerakan matahari/solar (Syamsiah).
Jika kita memperhatikan secara seksama, terdapat nikmat yang luar biasa diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia- yang juga merupakan bukti Keagungan dan KeadilanNya-ketika kita menggunakan kalender Hijriah ini. Satu contohnya adalah pada bulan Ramadhan. Perbedaan perhitungan pergerakan bulan jika dibandingkan dengan pergerakan matahari menyebabkan bulan-bulan kalender Hijrian senantiasa bergerak dari waktu ke waktu. Sehingga adakalanya Ramadhan terjadi pada saat musim hujan dan adakalanya Ramadhan terjadi saat musim dingin, semi, panas atau gugur. Bayangkan betapa beratnya jika perhitungannya menggunakan penanggalan masehi. Misal ditetapkan bula Ramadhan sama dengan bulan Januari. Maka bagi mereka yang tinggal jauh dari khatulistiwa yang mengalami musim dingin, akan berpuasa dalam keadaan dingin mencekam. Dan wilayah dekat khatulistiwa Ramadhan akan senantiasa diliputi dengan kekhawatiran akan terjadinya banjir karena musim hujan. Begitu seterusnya, yang jika kita perinci lebih jauh maka akan lebih tampak lagi nikmat dari Sang Maha Pencipta kepada manusia. Sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an surat al-Rahman : “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Dan tahukah anda, jika usia kita dihitung dengan kalender Hijriah maka akan lebih tua jika dibandingkan jika dihitung dengan kalender Masehi. Itu berarti umur kita semakin mendekati ajal.
Jumlah hari dalam kalender Hijriah ada 7, dimulai dari Ahad (Minggu), al-Itsnayu (senin), ats-Tsalaatsa (Selasa), al-Arba’aa (Rabu), al-Khamiis (Kamis), al-Jum’aat (Jum’at), as-sabt (Sabtu). Penentuan awal hari atau tanggal pada kalender Hijriah yaitu dimulai pada tengah malam atau pukul 00:00. Jumlah hari dalam satu bulan Hijriah paling sediit 29 dan paling banyak 30 hari- tergantung dari penampakan bulan sabit pertama yang baru di angkasa.
Jumlah bulan dalam satu tahunnya ada 12, yaitu Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah. Bulan yang populer antara lain : Ramadhan waktu dimana umat Islam diwajibkan berpuasa 1 bulan penuh sejak terbit matahari hingga terbenamnya, Syawal yang hari pertamanya adalah hari raya Iedul Fitri da Dzulhijjah yang pada tanggal 10-nya adalah hari raya Iedul Qurban. Perhitungan kalender Hijriah memperhatikan bulan/lunar (Qamariyah), sedangkan perhitungan kalender Masehi memperhatikan pergerakan matahari/solar (Syamsiah).
Jika kita memperhatikan secara seksama, terdapat nikmat yang luar biasa diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia- yang juga merupakan bukti Keagungan dan KeadilanNya-ketika kita menggunakan kalender Hijriah ini. Satu contohnya adalah pada bulan Ramadhan. Perbedaan perhitungan pergerakan bulan jika dibandingkan dengan pergerakan matahari menyebabkan bulan-bulan kalender Hijrian senantiasa bergerak dari waktu ke waktu. Sehingga adakalanya Ramadhan terjadi pada saat musim hujan dan adakalanya Ramadhan terjadi saat musim dingin, semi, panas atau gugur. Bayangkan betapa beratnya jika perhitungannya menggunakan penanggalan masehi. Misal ditetapkan bula Ramadhan sama dengan bulan Januari. Maka bagi mereka yang tinggal jauh dari khatulistiwa yang mengalami musim dingin, akan berpuasa dalam keadaan dingin mencekam. Dan wilayah dekat khatulistiwa Ramadhan akan senantiasa diliputi dengan kekhawatiran akan terjadinya banjir karena musim hujan. Begitu seterusnya, yang jika kita perinci lebih jauh maka akan lebih tampak lagi nikmat dari Sang Maha Pencipta kepada manusia. Sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an surat al-Rahman : “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Dan tahukah anda, jika usia kita dihitung dengan kalender Hijriah maka akan lebih tua jika dibandingkan jika dihitung dengan kalender Masehi. Itu berarti umur kita semakin mendekati ajal.
0 komentar:
Posting Komentar