Memilih Sahabat

Kata orang, teman ibarat cermin. Dengan melihat teman-teman bergaul seseorang, kita dapat memprediksikan bagaimana perilaku orang tersebut.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
”Seseorang itu mengikut atau menurut agama (cara hidup) temannya, oleh karena itu hendaklah seseorang diantara kamu melihat terlebih dahulu siapakah yang sekiranya pantas atau cocok dijadikan.”
Jika mencari teman dalam belajar atau dalam urusan agama atau bekerja, maka pilihlah orang yang memenuhi lima syarat yaitu:
a. Orang yang berakal (cerdas).
Bergaul dengan orang yang bodoh hanya akan mengakibatkan cekcok dan keretakan yang pada akhirnya dapat menimbulkan permusuhan dan menyulitkan kita sendiri. Musuh yang berakal itu lebih baik dari pada teman yang bodoh.
b. Orang yang baik akhlaknya.
Jangan bersahabat dengan orang yang buruk akhlaknya, yaitu orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya ketika marah dan juga tidak dapat menahan kemauan/syahwatnya.
c. Orang yang shaleh.
Janganlah berteman dengan orang yang fasiq, yaitu orang yang terus-menerus melakukan dosa-dosa besar. Orang yang tidak takut kepada Allah itu tidak dapat dipercaya sepenuhnya, pendiriannya akan selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al Kahfi (18)ayat 28 yang artinya:
”…dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
Dengan melihat kefasiq-kan secara terus-menerus maka akan menghilangkan kebencian kita terhadap kemaksiatan, lalu akhirnya dapat membuat kita menganggap enteng terhadap perbuatan maksiat itu, dan akhirnya kita ikut melakukannya.
d. Tidak rakus dengan harta.
Persahabatan dengan orang yang cinta dunia merupakan racun yang ganas. Tabiat manusia selalu ingin meniru dan mengikuti tabiat orang lain, bahkan watak itu dapat menular tanpa kita sadari. Bergaul dengan orang yang rakus terhadap harta akan menambah kecintaan kita pada harta, dan sebaliknya bergaul dengan orang yang tidak cinta harta akan mengurangi kecintaan kita terhadap harta kekayaan.
e. Orang yang jujur.
Janganlah bersahabat dengan seorang pendusta sebab kemungkinan kita juga akan tertipu olehnya, dengan kelicinan lidahnya.
Yups, sahabat yang ideal sepertinya sudah kita dapatkan. Lalu, bagaimana caranya agar kita juga bisa dianggap sebagai sahabat yang ideal bagi mereka? Benar, salah satunya adalah dengan menjaga kesopanan dalam bergaul. Tata cara atau kesopanan dalam persahabatan yang dapat kamu lakukan diantaranya adalah:
1. Lebih mengutamakan teman dalam urusan harta. Apabila tidak mampu berbuat demikian maka hendaklah seorang teman itu memberikan kelebihan harta yang dimilikinya jika teman membutuhkannya.
2. Segera memberikan bantuan tenaga kepada teman yang sedang memerlukannya sebelum diminta.
3. Menyimpan rahasia teman.
4. Menutupi cacat atau kekurangan yang ada pada diri teman.
5. Tidak memberitahukan pada teman mengenai omongan negatif orang-orang tentang dirinya.
6. Selalu menyampaikan pujian orang lain kepada teman.
7. Mendengarkan dengan baik ucapan teman ketika dia sedang berbicara.
8. Menghindari perdebatan dengan teman.
9. Memanggil teman dengan panggilan yang paling disukai.
10. Memuji kebaikan teman.
11. Berterima kasih atas perbuatan baik teman.
12. Membela kehormatan teman seperti halnya dia membela kehormatan dirinya.
13. Memberi nasihat kepada teman dengan cara yang halus dan bijaksana.
14. Selalu memaafkan kekeliruan dan kesalahan teman.
15. Selalu mendoakan baik kepada teman ketika dia masih hidup maupun sesudah mati.
16. Tetap menjalin hubungan baik dengan keluarga teman meskipun temannya telah meninggal dunia.
17. Tidak memberi beban tanggung jawab yang menyulitkan kepada teman, dan semestinya kita berusaha meringankan beban berat / tanggung jawab teman agar hidupnya senang.
18. Menampakkan rasa senang ketika temannya sedang mendapat kesenangan dan ikut bersedih hati apabila teman kita mengalami kesusahan.
19. Menyamakan perasaan terhadap teman antara yang di dalam hati dan yang di luar.
20. Memberi salam terlebih dahulu kepada teman.
21. Berusaha meluaskan tempat duduk untuk temannya ketika dia masuk ke dalam suatu majlis. Jika tidak memungkinkan maka hendaknya kita beranjak dari tempat duduk dan mempersilahkan teman untuk duduk di tempat kita.
22. Mengantarkan teman ketika dia berdiri hendak ke luar dari rumah kita.
23. Hendaknya diam ketika teman sedang berbicara dan tidak menimpali ucapan teman.
Nah, kamu sekarang sedang dalam proses perkenalan dengan teman-teman dan lingkungan yang baru. Ikuti tipsnya, eratkan ukhuwah! Semoga bermanfaat, wassalam.
ifahmi.co.cc dengan perubahan

0 komentar:

Posting Komentar