Dan Syawal Pun Tiba

Ramadhan telah berlalu meninggalkan kita. Bulan al Qur’an yang penuh dengan tilawah ayat suci al qur’an hingga mengkhatamkannya beberapa kali, bulan yang mengajarkan untuk meringankankan beban saudara kita dengan sedekah, bulan yang mengingatkan kita akan jati diri kita sebagai seorang hamba dengan shalat-shalat malam, mendidik kita menjadi pribadi yang sabar dengan mengekang hawa nafsu dari melakukan perbuatan maksiat, himgga akhirya kita memperoleh gelar sebagai orang-orang yang bertaqwa.
Namun fenomena yang kita saksikan pada hari ini adalah berlalunya ramadhan maka tidak terdengar lagi lantunan ayat-ayat Allah Ta’ala, kurangnya jama’ah yang menegakkan shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid-masjid, kembalinya lagi kemaksiatan karena tidak ada pengekangan hawa nafsu dan sebagainya. Seolah-olah ramadhan yang telah berlalu tak meninggalkan jejak kebaikan sedikit pun, dan seolah-olah Allah Ta’ala hanya dikenal pada bulan ramadhan saja, padahal hakikatnya Allah Ta’ala adalah ilah yang kita sembah dan taat pada-Nya disepanjang waktu dan disetiap desahan nafas.

Syawal pun menyapa kita dengan segala kebaikan pula di dalamnya. Sebagian orang memaknai datangnya bulan syawal adalah bulan kebebasan karena mereka dapat melakukan maksiat yang mereka hindari di bulan ramadhan, bahkan sebelumnya ada yang telah berniat dan bergembira karena akan kembali melakukan maksiat selepasnya dari bulan ramadhan, Naudzubillah. Mereka yang kembali berbuat maksiat setelah melakukan kebaikan pada bulan ramadhan diibaratkan oleh Allah Ta’ala dalam QS An nahl: 92 sebagai seorang pemintal benang yang mencerai beraikan kembali benangnya setelah ia memintalnya dengan kuat, sungguh merupakan suatu perbuatan yang sia-sia.
Dan muslim yang sadar akan makna ramadhan yang sesungguhnya, selepas dari ramadhan maka ia akan tetap mengaplikasikan ketaatan yang ia laksanakan di bulan ramadhan, salah satunya dengan melaksanakan puasa syawal selama 6 hari. Kemudahan bagi kita melaksanakan puasa syawal ini menunjukkan indikasi bahwa Allah Ta’ala menerima amalan yang kita kerjakan di bulan ramadhan, karena Apabila Allah Ta’ala menerima amal seseorang hamba, pasti Allah Ta’ala menolongnya dalam mengerjakan amal baik setelahnya. Selain itu, ganjaran pahala puasa selama setahun yang diberikan oleh Allah Ta’ala bagi mereka yang melaksanakan puasa ini, sesuai dengan hadits rasulullah:
Abu Ayyub al-Anshari radhiallaahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim).
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memudahkan diri kita untuk mengerjakan segala kebaikan dan ketaatan yang kita kerjakan di bulan ramadhan untuk diaplikasikan di bulan syawal dan bulan-bulan seterusnya hingga bertemu kembali dengan ramadhan, hingga kita mendapat predikat sebagai insan yang rabbani, bukan insan yang ramadhani, yang ketaatannya hanya berlangsung di bulan ramadhan saja.

0 komentar:

Posting Komentar